OCD (Obsessive Compulsive Disorder): Pengertian, Faktor, Penyebab, Gejala dan Cara Pencegahan

 


Obsessive Compulsive Disorder (OCD) adalah jenis gangguan mental. Orang yang mengalami OCD memiliki pemikiran dan dorongan yang tidak bisa dikendalikan dan berulang (obsesi), serta perilaku paksaan atau kompulsif.

Dalam artikel ini kami akan menjelaskan tentang pengertian, faktor, penyebab, gejala dan cara mengatasinya. Yuk, simak ulasannya di bawah ini.

Pengertian OCD

Contoh dari pengertian OCD ini adalah perilaku kompulsif adalah mencuci tangan 7 kali setelah menyentuh sesuatu yang dipikirnya kotor. Pikiran dan tindakan tersebut berada di luar kenali pengidap.

Meski mengidapnya mungkin tidak ingin memikirkan atau melakukan hal tersebut, tetapi ia tidak berdaya untuk menghentikannya. Dengan kata lain, OCS ini dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap kehidupan pengidapnya.

Faktor Risiko OCD (Obsessive Compulsive Disorder)

Faktor risiko OCD ini meliputi faktor keturunan, struktur otak dan fungsinya (masih belum jelas), dan lingkungan hidup. Namun, hal yang paling mempengaruhinya adalah lingkungan hidup yang tidak mendukung perkembangan psikis pengidap sewaktu kecil, yaitu ketika anak sering direndahkan atau diejek karena ketidaksempurnaannya. Hal ini dapat menimbulkan perasaan timbale balik ingin melakukan hal yang sempurna.

Penyebab OCD

OCD adalah gangguan umum yang menyerang orang dewasa, remaja, dan anak-anak di seluruh dunia. Kebanyakn orang yang terkena OCD didiagnosisnya pada usia 19 tahun, biasanya dalam usia dini pada nak laki-laki daripada anak perempuan.

Penyebab OCD ini belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor di atas berpengaruh terhadap terjadinya gangguan OCD ini.

Gejala OCD

Orang yang mengalami OCD memliki beberapa gejala seperti obsesi, kompulsi atau keduanya. Gejala-gejala ini dapat mengganggu semua aspek hidupan, seperti pekerjaan, sekolah dan hubungan asmara.

Obsesi menjadi pikiran yang berulang, dorongan atau gambaran mental yang menyebabkan terjadinya kecemasan. Sementara itu, kompulsi merupakan prilaku berulang terhadap seseorang dengan OCD yang merasakan dorongan untuk melakukan dalam menanggapi pemikiran obsesif.

Gejala OCD bisa datang dan pergi, mereda seiring berjalannya waktu atau memburuk. Orang dengan OCD dapat mencegah gejala muncul dengan menghindari situasi yang memicu terjadinya obsesi tersebut.

Pencegahan OCD

Tidak ada cara yang pasti untuk mencegah gangguan obsesif-kompulsif ini. namun, Anda bisa mendapatkan pengobatan sesegera mungkin untuk bisa membantu mencegah OCD memburuk dan mengganggu kegiatan dan eutinitas pengidapnya sehari-hari.

Penyakit ini tidak bisa sembuh 100%. Namun, para pengidapnya bisa meredakan gejala yang mengganggu aktivitas dengan menjalani beberapa perawatan.  Pengobatan OCD ini terdiri dari obat-obatan, psikoterapi atau kombinasi keduanya.

Terkadang orang dengan OCD bisa ditemukan memiliki gangguan mental lainnya seperti kecemasan, depresi dan gangguan dismorfik tubuh. Penting untuk mempertimbangkan gangguan lain ketika menentukan pilihan perawatan.

Selain obat-obatan, psikoterapi juga efektif untuk mengatasi OCD pada orang dewasa dan anak-anak. Dalam sebuah penelitian menunjukan bahwa jenis psikoterapi tertentu, termasuk teapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi terkait lainnya.

Jika Anda merasa mengalami gangguan ini dan berdampak buruk terhadap aktivitas sehari-hari dan menyebabkan kesulitan, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk menenganainya lebih lanjut.

 

Komentar

Postingan Populer