Mengenal Gangguan Bipolar dan Pengobatannya
Mungkin bagi sebagian orang, kata Bipolar sudah cukup sering untuk di dengar. Namun, apakah kamu sudah mengetahui apa itu gangguan Bipolar? Di bawah ini kami akan memberika ulasan mengenai apa itu gangguan Bipolar yang wajib kamu ketahui.
Pengertian Bipolar
Gangguan bipolar dikenal sebagai salah satu penyakit yang
menyerang mental seseorang dan membuatnya dapat merasakan perubahan emosi
secara berlebihan.
Dikutip dari World Health Organization, 60 juta orang di
dunia mengidap gangguan bipolar.
Tercatat, rata-rata pengidap gangguan bipolar adalah orang
dengan umur kurang dari 30 tahun. Sampai sekarang belum ada penelitian resmi
yang menyebutkan penyebab gangguan jenis ini.
Terdapat dua fase dalam gangguan bipolar, yaitu fase mania
(naik) dan depresi (turun). Pada periode mania, pengidapnya jadi terlihat
sangat bersemangat, enerjik, dan bicara cepat. Sedangkan pada periode depresi,
pengidapnya akan terlihat sedih, lesu, dan hilang minat terhadap aktivitas
sehari-hari.
Fase mania
Pengidap gangguan bipolar yang sedang berada dalam fase
mania bisa menunjukkan gejala, seperti:
·
Sangat bersemangat, senang, dan mudah
tersinggung atau sensitif.
·
Sangat gelisah.
·
Mengalami penurunan kebutuhan untuk tidur.
·
Kehilangan nafsu makan.
·
Berbicara dengan sangat cepat tentang banyak hal
berbeda.
·
Merasa seperti pikirannya berpacu.
·
Berpikir bisa melakukan banyak hal sekaligus
atau satu waktu.
·
Melakukan hal-hal berisiko, seperti makan dan
minum secara berlebihan, menghamburkan uang, atau melakukan hubungan seks yang
sembrono.
·
Merasa sangat penting, berbakat, atau kuat.
Fase depresi
Sementara itu, gejala gangguan bipolar fase depresi bisa
berupa:
·
Sangat sedih, hampa, khawatir, atau putus asa.
·
Sangat gelisah.
·
Kesulitan tidur, bangun terlalu pagi, atau
terlalu banyak tidur.
·
Peningkatan nafsu makan dan penambahan berat
badan.
·
Berbicara dengan sangat lambat, merasa tidak ada
yang ingin mereka katakan, atau banyak lupa.
·
Kesulitan berkonsentrasi atau membuat keputusan.
·
Merasa tidak mampu melakukan bahkan hal-hal
sederhana.
·
Tidak berminat untuk melakukan semua aktivitas,
dorongan seks yang menurun atau tidak ada, atau ketidakmampuan untuk merasakan
kesenangan (“anhedonia”).
·
Merasa putus asa atau tidak berharga, dan
munculnya pikiran tentang kematian atau bunuh diri.
Berdasarkan perputaran episode suasana hati, ada sebagian
pengidap gangguan bipolar yang mengalami keadaan normal di antara mania dan
depresi. Namun, ada pula yang mengalami perputaran cepat dari mania ke depresi
atau sebaliknya tanpa adanya periode normal (rapid cycling).
Selain itu, ada juga pengidap yang mengalami mania dan
depresi secara bersamaan. Contohnya, ketika pengidap merasa sangat berenerjik,
tetapi di saat bersamaan juga merasa sangat sedih dan putus asa. Gejala ini
dinamakan dengan periode campuran (mixed state).
Terdapat dua fase dalam gangguan bipolar, yaitu fase mania
(naik) dan depresi (turun). Pada periode mania, pengidapnya jadi terlihat
sangat bersemangat, enerjik, dan bicara cepat. Sedangkan pada periode depresi,
pengidapnya akan terlihat sedih, lesu, dan hilang minat terhadap aktivitas
sehari-hari.
Berdasarkan perputaran episode suasana hati, ada sebagian
pengidap gangguan bipolar yang mengalami keadaan normal di antara mania dan
depresi. Namun, ada pula yang mengalami perputaran cepat dari mania ke depresi
atau sebaliknya tanpa adanya periode normal (rapid cycling).
Selain itu, ada juga pengidap yang mengalami mania dan
depresi secara bersamaan. Contohnya, ketika pengidap merasa sangat berenerjik,
tetapi di saat bersamaan juga merasa sangat sedih dan putus asa. Gejala ini
dinamakan dengan periode campuran (mixed state).
Gangguan bipolar adalah penyakit seumur hidup dan gejalanya
bisa datang sewaktu-waktu. Perawatan jangka panjang dan berkelanjutan dapat
membantu pengidapnya mengelola gejala-gejala ini. Nah, berikut sejumlah
perawatan yang bisa direkomendasikan dokter untuk pengidap bipolar:
Obat-obatan
Jenis obat yang umumnya digunakan untuk mengobati gangguan
bipolar termasuk penstabil suasana hati, antipsikotik, dan antidepresan.
Pengidap bipolar juga kerap kesulitan tidur sehingga dokter seringkali juga
meresepkan obat tidur atau anti kecemasan. Hindari menghentikan pengobatan
tanpa membicarakannya dengan dokter terlebih dahulu. Pasalnya, hal ini dapat
menyebabkan “rebound” atau memburuknya gejala gangguan bipolar.
Psikoterapi
Terapi bicara atau psikoterapi sering menjadi bagian dari
rencana perawatan pengidap bipolar. Psikoterapi adalah istilah untuk berbagai
teknik pengobatan yang bertujuan untuk membantu seseorang mengidentifikasi dan
mengubah emosi, pikiran, dan perilaku yang mengganggu. Terapi ini dapat
memberikan dukungan, pendidikan, dan bimbingan kepada orang-orang dengan
gangguan bipolar dan keluarga mereka.
Electroconvulsive Therapy (ECT)
ECT adalah prosedur stimulasi otak yang dapat membantu
pengidap bipolar yang mengalami gejala cukup parah. ECT umumnya diberikan
bersama obat anestesi dan ini aman dilakukan. Pengobatan ECT biasanya
diperlukan untuk mengobati episode depresif dan mania yang parah dan ketika
pengobatan lainnya tidak membantu.
Transcranial magnetic stimulation (TMS)
TMS sebenarnya pengobatan baru untuk stimulasi otak dengan
menggunakan gelombang magnetik.
Penelitian menunjukkan bahwa TMS bermanfaat bagi banyak orang dengan
berbagai subtipe depresi, tetapi perannya dalam pengobatan gangguan bipolar masih
perlu diteliti lebih lanjut.
Nah, itulah ulasan mengenai Bipolar yang wajib kamu ketahui. Ingat untuk memperhatikan mental health kamu ya. Semoga ulasan kami dapat membantu kamu dalam menambah wawasan.
Komentar
Posting Komentar