Beda Dengan Autisme, Simak Penjelasan Tentang Asperger Syndrome


Autisme merupakan gangguan perkembangan otak, yang mempengaruhi kemampuan komunikasi dan berinteraksi seseorang. Pengidap autisme akan mengalami gangguan perilaku dan membatasi minatnya.

Kalau membahas Autisme, pasti akan bersinggungan dengan sindrom Asperger. Bahkan banyak yang mengira bahwa kedua sindrom ini sama. Padahal jika ditelisik lebih dalam, terdapat perbedaan di antara keduanya.

Simak penjelasan Tentang Asperger Syndrome berikut ini :

Asperger Syndrome Tidak Memiliki Kesulitan dalam Belajar

Ini adalah perbedaan yang paling mencolok antara Autisme dengan Asperger. Pengidap gangguan autistik biasanya mengalami kemunduran kecerdasan (kognitif) dan penguasaan bahasa. Sedangkan pengidap sindrom Asperger berbeda. Pengidap sindrom Asperger tidak kesulitan dalam belajar, berbahasa, ataupun mengelola informasi.

Malah sebaliknya, pengidap sindrom Asperger menunjukkan kecerdasan di atas rata-rata. Misalnya, cepat menguasai kosakata atau bahasa baru, bahkan mampu menghafal berbagai hal dengan detail. Meski demikian, mereka bisa kelihatan canggung saat berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang disekitarnya.

Lantas bagaimana cara mengenali gejalanya?

a. Sulit Berinteraksi

Pengidap sindrom Asperger mengalami kecanggungan dalam melakukan interaksi sosial, bahkan dengan keluarga sendiri. Jangankan untuk berbicara, melakukan kontak mata saja sudah sulit.

b. Kurang Peka

Pengidap Asperger Syndrome cenderung hanya fokus menceritakan diri sendiri dan tidak punya ketertarikan dengan apa yang dimiliki oleh lawan bicaranya. Pengidap sindrom Asperger bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk membahas tentang hal-hal yang dia sukai.

c. Obsesif, Repetitif dan Kurang Menyukai Perubahan

Rutin melakukan hal yang sama secara berulang-ulang (repetitif) dan tidak menerima perubahan pada sekitarnya adalah ciri paling khas pengidap sindrom Asperger. Salah satu tandanya adalah suka mengonsumsi jenis makanan yang sama selama beberapa waktu atau lebih suka berdiam diri di dalam kelas ketika jam istirahat berlangsung.

d. Gangguan Motorik

Pengidap sindrom Asperger mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik jika dibandingkan dengan anak seusianya. Oleh karena itu, mereka sering kesulitan saat melakukan kegiatan sederhana seperti menangkap bola, mengendarai sepeda, atau memanjat pohon.

e. Gangguan Fisik atau Koordinasi

Kondisi fisik pengidap sindrom Asperger tergolong lemah. Salah satu tandanya adalah gaya berjalan pengidap yang cenderung kaku dan mudah goyah.

f. Tidak Ekspresif

Pengidap sindrom Asperger jarang menampilkan ekspresi wajah atau gerakan tubuh yang berkaitan dengan perasaannya. Pengidap juga akan berbicara dengan nada yang datar-datar saja, layaknya robot.

Penyebab Sindrom Asperger

Penyebab sindrom Asperger disejajarkan dengan penyebab gangguan spektrum autisme. Penyebab pastinya belum diketahui hingga saat ini, tetapi para ahli memercayai bahwa kelainan genetik yang diturunkan berperan dalam terjadinya gangguan spektrum autisme dan juga sindrom Asperger.

Dalam beberapa kasus, sindrom Asperger juga diduga dipicu oleh :

  • Infeksi saat kehamilan 
  • Terpapar gen atau faktor yang menyebabkan perubahan bentuk janin

Diagnosis Sindrom Asperger

Pengidap sindrom Asperger sering kali mengalami diagnosis yang keliru, dengan dianggap Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), yaitu gangguan jangka panjang yang menyebabkan si pengidap sulit berkonsentrasi atau terlalu aktif (hiperaktif).

Untuk mencegah kekeliruan ini, dokter akan mengevaluasi anak secara mendalam dalam hal interaksi sosial, perhatian saat berkomunikasi, penggunaan bahasa, ekspresi wajah saat berbicara, serta koordinasi otot dan perilaku, guna mendapat diagnosis yang tepat.

Pengobatan Sindrom Asperger

Metode yang dapat digunakan untuk terapi sindrom Asperger seperti dengan pendidikan khusus, modifikasi perilaku, terapi wicara, fisik, maupun keterampilan sosial. Pemberian obat-obatan pendukung terapi, jika diperlukan.

Pencegahan Sindrom Asperger

Sindrom Asperger tidak dapat dicegah. Tetapi, beberapa usaha masih bisa dilakukan untuk meningkatkan potensi dan kemampuan pengidap.

Itu dia penjelasan tentang Asperger Syndrome. Kalau kamu merasa ada beberapa atau bahkan semua gejala cocok dengan kamu, jangan langsung self diagnose karena hal tersebut dapat menyebabkan kekeliruan yang bisa berimbas terhadap kesehatanmu.

Konsultasi dengan dokter sangat dianjurkan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Komentar

Postingan Populer